Kamis, 12 Januari 2017

Mengenang sejarah ke belakang, seperti yang diungkapkan sang proklamator, "Jasmerah ! Jangan melupakan sejarah!" Sejarah memiliki posisi yang penting sebagai wilayah tempat preseden2 yang bisa dijadikan referensi pembelajaran diri. dulu saat di Pesantren bisa dikatakan dia menonjol--kan dirinya-- di antara santri2 lain, namun ada hal yang membuat potensi itu menjadi pemicu kebencian dan kehancuran, yakni kesombongan, suatu sifat warisan dari Iblis. Lupa diri dan narsisistik meracuni dirinya dan menjadikan masa itu agak kelam--dalam arti politik dan kepribadian.

Bandung, 13 Januari 2017, 01.30 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar